Bpr muliatama – Tiga mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah berhasil menciptakan kursi roda inovatif yang dapat dikendalikan hanya dengan gerakan mata. Kursi roda yang diberi nama MobiAI ini ditujukan untuk membantu mobilitas penyandang disabilitas, terutama mereka yang mengalami gangguan motorik. Inovasi ini meraih penghargaan dalam Pagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Gemastik) ke-17 yang berlangsung di Universitas Surakarta (Unnes) pada bulan September lalu.
Motivasi dan Pengembangan MobiAI
Dilansir dari situs resmi ITS pada 17 Oktober 2024, MobiAI merupakan hasil karya dari Agus Fuad Mudhofa, Sidiq Bimo Pangestu, dan Nabila Mutiara Susetio. Mereka yang tergabung dalam kelompok mahasiswa bernama ‘Simbal Telur’. Motivasi utama tim ini adalah untuk membantu individu yang menderita amyotrophic lateral sclerosis (ALS). Sebuah kondisi yang mempengaruhi sel saraf motorik di otak dan sumsum tulang belakang. Agus Fuad, yang menjabat sebagai ketua tim, menjelaskan bahwa alat ini menggunakan teknologi Convolutional Neural Network (CNN). Sistem ini dapat mendeteksi dan memahami perintah berdasarkan gerakan mata yang tertangkap oleh kamera.
Baca Juga : Realme 13+ 5G: Smartphone Menengah dengan Harga Rp 4 jtan
Pengakuan dan Harapan untuk Masa Depan
Salah satu fitur unggulan dari MobiAI adalah kamera pendeteksi yang posisinya dapat disesuaikan, sehingga tidak menghalangi penglihatan pengguna. Dengan desain ini, pengguna tetap bisa melihat dengan jelas saat mengoperasikan kursi roda. Meskipun masih dalam tahap purwarupa, MobiAI dilengkapi dengan teknologi pemantauan jarak jauh yang berbasis Internet of Things (IoT). Sistem pelacak ini terhubung ke platform yang dinamakan MobiAi Patient Tracker System, yang memungkinkan pemantauan aktivitas kursi roda secara real-time dan pengawasan riwayat jalur pengguna.
Keberhasilan MobiAI dalam meraih juara harapan di kategori IoT pada Gemastik ke-17 menunjukkan potensi besar inovasi ini. Lomba yang berlangsung dari 22 hingga 26 September 2024 tersebut diikuti oleh berbagai tim dari seluruh Indonesia. Agus Fuad berharap agar MobiAI dapat dikembangkan lebih lanjut agar bisa digunakan oleh lansia dan individu dengan kemampuan motorik yang menurun. Ia juga menambahkan bahwa meskipun purwarupa ini sudah berfungsi, masih ada beberapa komponen tambahan yang belum dapat mereka beli karena harganya yang tinggi.
Tim ‘Simbal Telur’ berharap agar MobiAI dapat diimplementasikan secara resmi di rumah sakit dan lembaga kesehatan lainnya. Inovasi ini diharapkan tidak hanya dapat meningkatkan kualitas hidup penyandang disabilitas. Tetapi juga memberikan kemudahan aksesibilitas yang lebih baik bagi mereka yang membutuhkan. Dengan demikian, MobiAI dapat menjadi salah satu solusi teknologi yang bermanfaat dalam dunia kesehatan dan rehabilitasi.
Simak Juga : Daftar 15 APK Penipuan Terbaru 2024 yang Perlu Diwaspadai