Bpr muliatama – Kelompok Houthi Yaman mengklaim memiliki senjata baru yang mampu memblokade wilayah udara Israel. Seorang sumber dalam kelompok Houthi menyampaikan pernyataan ini kepada media Newsweek. Meski belum merinci jenis senjata, sumber itu meyakinkan bahwa senjata tersebut efektif untuk operasi udara terhadap Israel.
“Baca Juga: Android Murah di Bawah Rp1 Juta, Cocok untuk Harian“
Houthi terus mengembangkan kemampuan senjata
Pernyataan ini muncul setelah rudal hipersonik Houthi berhasil menembus sistem pertahanan udara Israel dan menghantam area dekat Bandara Internasional Ben Gurion. Rudal tersebut menyebabkan gangguan penerbangan selama lebih dari 30 menit.
Sumber Houthi menyebut kampanye ini bagian dari blokade udara yang telah mereka rencanakan lama. Mereka ingin melanjutkan blokade laut yang sebelumnya menarget kapal militer dan komersial sejak konflik di Gaza pecah pada Oktober 2023.
Kelompok itu juga memperingatkan maskapai asing agar tidak mengabaikan larangan penerbangan di atas wilayah udara Israel. Mereka menegaskan bahwa keselamatan maskapai bukan tanggung jawab mereka jika peringatan itu diabaikan.
Dalam beberapa tahun terakhir, Houthi terus mengembangkan kemampuan senjata mereka. Kelompok ini menggunakan rudal balistik, drone kamikaze, dan rudal jelajah antikapal. Sebagian besar senjata tersebut mirip dengan teknologi militer Iran.
Contohnya, rudal Palestine 2 diklaim sebagai modifikasi dari Fateh-110 buatan Iran. Rudal ini memiliki jangkauan lebih dari 1.300 mil dan mampu mencapai wilayah Israel. Houthi juga mengoperasikan drone serang seperti Samad dan Waid yang mirip dengan Shahed-136, drone yang juga digunakan Rusia di Ukraina.
Houthi turut mengembangkan pesawat nirawak laut dan rudal berbasis kapal. Pemerintah Amerika Serikat menyatakan bahwa Houthi telah melakukan lebih dari 300 serangan terhadap kapal komersial dan militer sejak awal 2023.
Serangan ini bahkan menyebabkan jet tempur F/A-18 milik AS jatuh dari kapal induk saat menghindari rudal Houthi di Laut Merah. Selain itu, Houthi juga menembak jatuh setidaknya 17 drone MQ-9 Reaper milik militer AS.
“Baca Juga: KPK Gandeng Korea Selatan Usut Korupsi PLTU Cirebon 2“
Meski AS mengklaim telah menghancurkan lebih dari 800 target Houthi, kelompok tersebut membantahnya. Mereka menyatakan bahwa hanya warga sipil yang menjadi korban dalam serangan-serangan tersebut.