Pendekatan Humanis dalam Praktik Kedokteran: Kunci Kesuksesan Layanan Kesehatan

Bpr muliatama – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-74 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ketua Umum Pengurus Besar IDI, Dr. dr. M. Adib Khumaidi Sp.OT, menekankan pentingnya penerapan pendekatan humanis dalam praktik kedokteran. Ia menyatakan bahwa dokter tidak seharusnya hanya bergantung pada teknologi dalam menangani pasien. Sebaliknya, dokter harus memandang pasien sebagai manusia yang perlu mendapatkan perhatian yang lebih dari sekadar perawatan medis.

Pentingnya Pendekatan Humanis

Dr. Adib menekankan bahwa dalam profesi kedokteran, tenaga kesehatan seharusnya tidak mengelola pasien layaknya mesin. “Kita harus mengelola pasien sebagai manusia yang membutuhkan perhatian melalui gestur, komunikasi, dan sentuhan,” ungkapnya dalam acara HUT ke-74 IDI yang berlangsung di Jakarta pada 24 Oktober 2024.

Baca Juga : Celah Keamanan Ditemukan di Fitur Multi-Perangkat WhatsApp, Pengguna Terancam

Teknologi kesehatan memang telah mempermudah berbagai aspek dalam praktik kedokteran. Namun, menurut Dr. Adib, teknologi sebaiknya digunakan untuk mendukung proses diagnosis, bukan sebagai pengganti pengetahuan dokter. Ia menjelaskan bahwa teknologi seharusnya dipahami sebagai alat bantu yang mendukung tindakan medis, bukan sebagai fokus utama. Hal ini penting agar dokter tetap memiliki pendekatan edukatif yang bersifat manusiawi dalam interaksi dengan pasien.

Di era kemajuan teknologi ini, Dr. Adib menyerukan agar dokter tetap mengedepankan layanan tradisional yang memberikan pengalaman sentuhan humanis kepada masyarakat. Ia mengingatkan bahwa pasien harus dipandang sebagai subyek, bukan hanya obyek. Paradigma dalam melayani pasien perlu diubah dengan penekanan pada komunikasi yang baik, sehingga risiko terkait masalah disiplin dan etika dapat diminimalisir.

Mengedepankan Layanan Tradisional

Dalam konteks ini, Dr. Adib menekankan bahwa rebranding IDI sebagai lembaga berbasis sains yang juga membangun ikatan spiritual yang kuat sangat penting. Gerakan “Rakyat Indonesia Cinta Dokter Indonesia” menjadi salah satu inisiatif untuk memperkuat hubungan antara dokter dan masyarakat. Hal ini diharapkan dapat menciptakan kepercayaan dan saling pengertian yang lebih baik antara tenaga medis dan pasien.

Dengan mengedepankan pendekatan humanis, diharapkan dokter dapat memberikan pelayanan kesehatan yang lebih holistik, di mana setiap pasien merasa dihargai dan diperhatikan. Ini bukan hanya tentang menyembuhkan penyakit, tetapi juga tentang memberikan pengalaman yang mendukung kesejahteraan mental dan emosional pasien.

Melalui kombinasi antara teknologi dan pendekatan humanis, Dr. Adib percaya bahwa dokter dapat meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia. Sebuah transformasi yang perlu dilakukan agar pasien mendapatkan perawatan yang tidak hanya efektif, tetapi juga berempati dan penuh pengertian.

Simak Juga : The Shadow Strays Masuk Top 10 Netflix di 85 Negara